Gejolak Jiwa

Masih seperti poem yang sebelumnya... 
Tangan ini sangat lancar tatkala hujan turun mengguyur sang bumi, otakku terus berputar, menggali dan mengeluarkan semua kalimat yang tersimpan di dalam dasar kamus pribadi ini. Bahkan aku sampai lupa untuk membaca dan mengomentari sebuah tulisan yang dititipkan padaku karena terlena dengan perasaan sendiri. Jemari ini rasanya tak kuasa untuk berhenti menekan-nekan tuts laptop kesayanganku "chiba". Okey,, kali ini masih mengukir kata pembuka dari sebuah poem yg tersurat dalam catatanku, disitu aku sematkan sebuah nama "for The Will To Be Politeness".
Sebuah rasa yang sempat terukir, membekas di relung hati, berbunga harap, tapi tak sempat berbuah kasih. Hanya sempat mengenal dan dekat sebagai teman, tapi aku tak ingin menyatukan rasa itu, study ku belum selesai dan lagi aku masih harus menata hati agar lebih baik lagi dan memberikannya untuk yang benar-benar digariskan untukku...

this is it...

Dunia ini terasa hampa,
Lakon yang ku perankan seakan sia-sia.
Akankah kugapai cinta sejati nan mulia?
Dari Sang pencipta alam semesta.

Duhai Tuhan...
Apakah ini dosa atau fitrah???
Apakah ini ujian atau godaan??
Apakah ini hakikat atau paksaan??
Tapi kekuatan itu amat memaksa
Kekuatan yang datang dari relung jiwa
Menembus makna di dada.

Rabbiy...
Ampunkanlah dosa hamba-Mu ini
Ampunkan aku yang berusaha menduakan cinta-Mu
Ampunkan hamba yang mengejar cinta semu
Ampunkan hamba yang ingin menggapai cinta yang mudah membeku
Dan mencair dengan hawa nafsu.

Rabbiy...
Sekatlah jiwa raga ini dengan benteng cinta suci
Cinta yang tak semu bermusim
Cinta kasih yang tak pudar
Cinta yang membawaku berada dijalan-Mu
Cinta yang menjadi pelita hidupku

Rabbiy...
Cinta Kasih-Mu lah yang selalu kuharap
Cinta nan suci mulia yang tiada bertepi
Cinta yang janjinya pasti..


*dalam sebuah tangisan pengharapan...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

love letter for you

Susahnya Menjaga Hati

fitrah itu...